Friday, July 12, 2019

Legend Of Fuyao Episode 8 Bagian 1 (Drama China)

Sinopsis Legend of Fuyao
Episode 8 Bagian 1


Sumber konten dan gambar : Zhejiang Tv


Para prajurit Qi Zhen mencari Xuanyuan sampai ke bagian mistis hitam. Mereka mengumpulkan semua penghuni di sana.


Yun Hen bersama pasukannya bertemu dengan rombongan Qi Zhen. Yun Hen melapor kalau kereta yang menuju lembah sudah diperiksa, namun dia tidak menemukan Xuanyuan. Dia menduga ini hanyalah siasat salah arah. Yun Hen meyakini kalau Xuanyuan masih ada di Gunung Jiwa Mistis. Semua tempat dan jalan rahasia sudah diperiksa. Namun tidak ditemukan jejak Calon Pewaris. Hanya kediaman Tabib Zhong Yue yang belum di periksa.


Akhirnya semua pergi ke rumah Tabib Zhong. Tabib Zhong sendiri sedang memeriksa obat-obatan yang dia jemur di halaman.

Qi Zhen basa-basi dulu sebentar kalau jarang-jarang Perdana Menteri datang kesana. Bukan niatnya datang tengah malam. Tapi dia ingin tahu apa Tabib Zhong melihat Calon Pewaris, Xuanyuan. Dia ada urusan mendesak. Qi Zhen meminta Tabib Zhong memanggil Xuanyuan keluar.

Tabib Zhong mengaku kalau dia memang bertemu Xuanyuan beberapa kali. Tapi itu tidak berarti mereka dekat. Jadi bagaimana mungkin Xuanyuan bersembunyi disana larut malam begini. Tentu Qi Zhen mungkin tidak mempercayai perkataannya. Jika ingin mencari, Qi Zhen bisa memeriksanya.

Yun Hen marah karena Tabib Zhong berani bersikap tidak hormat pada Qi Zhen. Qi Zhen menenangkannya. Dia minta maaf pada Tabib Zhong karena mengganggu malam-malam.


Terlihat kalau Xuanyuan dan Fuyao bersembunyi diantara tanaman-tanaman obat. Mereka mendengarkan percakapan orang-orang yang ada di halaman.

Yun Hen memberi komando pada prajurit untuk memeriksa kediaman Tabib Zhong. Xuanyuan dan Fuyao saling berpandangan. Sementara Tabib Zhong kembali sibuk dengan ramuan herbalnya.


Fuyao tampak memegangi bahunya. Xuanyuan cemas menanyakan keadaannya. Tapi Fuyao mengaku kalau dia baik-baik saja.

Qi Zhen mendekati Tabib Zhong. Dia tertarik melihat salah satu herbal. Tabib Zhong memberitahu kalau itu adalah Jinxianshechao.

Seorang prajurit melapor kalau dia tidak menemukan siapapun di halaman belakang. Yun Hen memerintahkannya untuk melanjutkan pencarian.

Tabib Zhong tanya apa Qi Zhen tahu kalau jinxianshechao adalah obat herbal yang berharga. Setiap tahun di musim gugur dan musim dingin, hanya bisa ditemukan dalam jumlah sedikit di pegunungan ini.


Qi Zhen yang penasaran menyentuh jinxianshechao. Tabib Zhong yang melihatnya langsung kaget dan menampik tangan Qi Zhen. Dia bilang jinxianshechao itu beracun dan racunnya mudah menyebar. Qi Zhen sontak memegangi tangannya. "Aku keracunan?"


Yun Hen sigap melayangkan pedang ke leher Tabib Zhong dan menyebutnya penghianat. Tabib Zhong bilang kalau Yun Hen membunuhnya maka tidak ada yang bisa menyembuhkan Qi Zhen.

Qi Zhen memberi isyarat pada Yun Hen agar menurunkan pedangnya. Dia tanya pada Tabib Zhong. "Tuan Zhong. Kau adalah tabib bijak. Kali ini tidak akan terjadi apapun padaku, Perdana Menteri Negara Air Dalam, kan?"

Tabib Zhong tidak menjawab. Dia menyayat jari tengah Qi Zhen dengan pisau lalu mengeluarkan darahnya. Beruntung Qi Zhen hanya menyentuh daunnya saja, jadi dia akan baik-baik saja setelah semua darahnya (yang beracun) keluar.

"Tetapi...."

"Tapi apa?"

"Aroma di halaman ini sepertinya biasa saja. Tapi sebenarnya terdapat residu (sisa-sisa) racun dari obat yang dia racik beberapa hari ini. Kecuali orang dengan ilmu tinggi, aku takut...."


Tiba-tiba datang beberapa prajurit yang memapah seorang prajurit yang terlihat lemah. Katanya prajurit itu mendadak sakit.

Tabib Zong menjelaskan lagi kalau aromanya beracun. Dia menyuruh prajurit itu segera mandi air bersih sebelum satu dupa habis dan juga banyak minum air. Kalau tidak, meski dia tabib bijak, dia tidak akan bisa membuat penawar dengan jumlah banyak dalam waktu singkat. Tapi keputusan ada di tangan Qi Zhen. Kalaupun Xuanyuan bersembunyi disana, dia mungkin saja mati karena menghirup aroma beracun. Tapi kalau Qi Zhen tidak percaya, dia bisa melanjutkan pencarian.

Qi Zhen akhirnya memutuskan untuk pergi, diikuti Yun Hen dan para prajurit. Melihat itu, Tabib Zhong, Xuanyuan, dan Fuyao menarik nafas lega.

Xuanyuan dan Fuyao menghampiri Tabib Zong yang kembali berkutat dengan obat herbalnya. Fuyao berterimakasih karena Tabib Zong sudah menyelamatkannya lagi. Dia memuji Tabib Zong yang hebat. Sekali menyerang, berhasil membuat Qi Zhen dan para kroninya mundur.


Xuanyuan berbisik pada Fuyao. "Gelarnya, Tabib Bijak, tidak diberikan padanya secara percuma."

Fuyao tersenyum. Lalu dia bertanya pada Tabib Zong apa aroma disana benar-benar beracun.


Tabib Zhong tidak menjawab dan malah berjalan begitu saja ke dalam rumah. Fuyao heran, memangnya Tabib Zhong akan mati hanya dengan mengatakan beberapa kata?

"Ini aroma osmanthus," ujar Xuanyuan.

Fuyao mencoba membaui udara. Dia membenarkan kalau itu aroma osmanthus. Menurut Xuanyuan, hanya mereka yang berpikiran jahat yang menganggap itu aroma beracun.


Luka di punggung Fuyao kembali ngilu. Xuanyuan menyentuh bahunya dan tanya apa lukanya terbuka lagi. Fuyao menyingkirkan tangan Xuanyuan lalu berlalu pergi. Terlihat noda darah di punggungnya.


Tabib Zong sedang memilih-milih obat. Xuanyuan dan Fuyao duduk memperhatikannya.


Xuanyuan mendekati Fuyao dan berbisik, "Kemampuan pengobatan Zong Yue sangat hebat. Tapi perangainya sangat aneh. Dia tak pernah membalut luka wanita. Kalau bukan karena aku hari ini, lenganmu akan jadi tak berguna.

Tahu-tahu Tabib Zong buka suara. "Omong kosong! Aku tak pernah gagal mengobati luka. Apakah kau tahu arti dari 'tidak mendengar yang jahat'?" Tabib Zong beranjak dari duduknya dan pergi.

"Kebohongan terbongkar dengan cepat," ucap Fuyao pada Xuanyuan.

"Meskipun terbongkar, aku masih ingin kamu mengingat kebaikanku," sahut Xuanyuan.

"Ya ya aku ingat. Aku akan membalas kebaikanmu." Fuyao menatap Xuanyuan yang cengengesan. Dia tanya kenapa Xuanyuan menyelamatkannya.


Wajah Xuanyuan berubah serius. Dia mendekatkan wajahnya ke Fuyao. "Karena Memecah Langit Kesembilan."

Fuyao kaget karena Xuanyuan tahu tentang Memecah Langit Kesembilan. Kata Xuanyuan, itu adalah teknik yang paling diinginkan oleh semua pejuang dari lima wilayah.

Fuyao tanya apa Xuanyuan juga ingin mengusai Memecah Langit Kesembilan juga.

"Jangan merasa itu lebih penting dari urusanmu. Meskipun Memecah Langit Kesembilan itu ajaib, tapi itu tidak ada gunanya untukku. Tapi aku tidak bisa membiarkan Yan Lie menang."

"Kenapa?" Tanya Fuyao sambil memijit bahunya.

"Karena Yan Lie dan Qi Zhen bersekutu. Seperti pepatah, musuh dari musuhku adalah temanku. Karena kau adalah sasaran yang ingin dienyahkan Yan Lie. Maka kau adalah sasaran yang ingin aku selamatkan."

"Omong kosong apa itu? Lama-lama aku akan percaya padamu. Aku tahu kamu telah menyelamatkanku. Aku pasti akan membalas kebaikanmu. Meski tak ada yang bisa kulakukan sekarang, mohon ingatlah, suatu hari kau akan membutuhkan bantuanku."


Tiba-tiba Xuanyuan terus mendekatkan wajahnya. Kontan Fuyao mundur. Apa yang Xuanyuan lakukan? Xuanyuan bilang dia akan mengingat apa yang dikatakan Fuyao hari ini.

Fuyao hendak menampar Xuanyuan. Xuanyuan sigap menangkap tangannya dan malah meletakkan tangan Fuyao di pipinya. Fuyao langsung menarik tangannya. Xuanyuan cengengesan, sedangkan Fuyao pasang wajah kesal. Meskipun begitu, suasana tak serta merta jadi canggung. Mungkin karena mereka sudah terbiasa.

Fuyao dengan sedikit ragu meminta Xuanyuan memberinya bantuan lain. Xuanyuan memberitahu kalau ketika dia menyelamatkan Fuyao sebelumnya, dia memberikan tenaga dalamnya. Tapi Fuyao hanya bisa menggunakannya selama empat jam.

"Jika kau akan menggunakannya, kau harus mengambil kesempatan untuk melakukannya," ujar Xuanyuan.

Fuyao heran bagaimana Xuanyuan bisa tahu apa yang akan dia minta. Kata Xuanyuan, jika Fuyao tidak terburu ingin mendapatkan kembali tenaga dalamnya, kenapa lukanya mudah terbuka? Jika Fuyao tidak terburu-buru untuk membalas dendam, kenapa Fuyao seperti ini? Xuanyuan mengingatkan Fuyao kalau kekuatan klan di belakang Pei Yua  itu luarbiasa. Apakah Fuyao benar-benar ingin melakukannya?

Fuyao tidak peduli klan apa yang ada di belakang Pei Yuan. Dia tidak akan menyesali apapun yang dia putuskan untuk dia lakukan.

Menurut Xuanyuan, itu bagus. Besok, air di sungai Jiwa Mistis akan naik. Itu adalah waktu terbaik untuk meninggalkan jiwa mistis dengan cara mengalir ke bawah. Xuanyuan sudah menyiapkan segalanya. Jika Fuyao bisa menyusulnya, mereka bisa meninggalkan Gunung Jiwa Mistis bersama. Tapi jika Fuyao melewatkannya, dia harus bergantung pada dirinya sendiri saat itu.

Fuyao bilang jangan khawatir. Dia pasti akan datang tepat waktu.


Jing Chen termenung menatap keluar jendela. Pei Yuan datang sambil membawa senampan makanan. Dia dengar dari dapur kalau Jing Chen tidak makan malam. Apakah karena makanannya tidak sesuai dengan seleranya? Dia membuat sendiri beberapa gulungan jeruk emas dan potongan kecil bambu longjin. Pei Yuan meminta Jing Chen mencobanya agar mereka tahu makanan tadi sesuai selera Jing Chen atau tidak.

Tapi sayang Jing Chen tidak lapar. Dia meminta Pei Yuan membawa pergi makanannya.

Jing Chen kan belum mencobanya. Pei Yuan tanya sebenarnya Jing Chen marah pada siapa.

Jing Chen tidak marah pada siapapun. Lagipula dia tidak berani marah pada siapapun.


Pei Yuan mendekat. Dia yakin Jing Chen sedang marah. Mungkinkah itu karena Fuyao?

Mendengar nama Fuyao disebut, sontak membuat Jing Chen berbalik menghadap Pei Yuan. Tapi dia berusaha menyembunyikan emosinya. Dia bilang jalanan licin saat hujan di malam hari. Lebih baik kalau Pei Yuan pulang beristirahat.

Pei Yuan tanya kenapa Jing Chen ragu-ragu untuk mengatakannya. Apakah Jing Chen ingin bertanya apa hilangnya Fuyao ada hubungannya dengan Pei Yuan?

Jing Chen tak lagi menahan emosinya. Dia menatap Pei Yuan. Dia dengar kalau Fuyao di dorong ke bawah tebing oleh Pei Yuan.

Pei Yuan membelakangi Jing Chen. Dia sadar kalau mereka tidak bisa menutupi rahasia di dunia ini. Dia bercerita kalau Fuyao belajar Memecah Langit Kesembilan secara diam-diam dan tahu bahwa dia bersalah terhadap perguruan ini. Pei Yuan berbohong kalau Fuyao melompat dari tebing itu sendiri. Tidak ada yang memaksanya.


Jing Chen tentu tidak percaya kata-kata Pei Yuan. "Mungkinkah Fuyao melarikan diri dari penjara sendirian dan melompat ke bawah tebing sendiri?"

"Memang," jawab Pei Yuan dingin.


Jing Chen mencengkeram lengan Pei Yuan. "Bagaimana dengannya? Apa dia benar-benar mati? Hah?"

Menurut Pei Yuan, lebih baik kalau Jing Chen memperlakukan Fuyao seolah dia sudah mati.


Jing Chen terhenyak. Bagaimanapun, dia mencintai Fuyao. Tentu hatinya sakit seandainya Fuyao benar-benar mati.

Pei Yuan memberitahu kalau Guru Yan Lie sudah memutuskan tanggal untuk mereka pergi ke Ibukota Kun untuk pernikahan mereka. Yang harus Jing Chen pikirkan sekarang adalah masa depan, bukan orang mati.


Jing Chen menatap Pei Yuan tajam. Sudah saatnya memikirkan masa depannya dan masa depan Pei Yuan dengan baik. Pernikahan? Sejak Pei Yuan mengaku selalu berpikir demi Jing Chen, Jing Chen kewalahan dengan cinta Pei Yuan.

Apa Jing Chen menyalahkan Pei Yuan? Memangnya semua yang Pei Yuan lakukan bukan untuk masa depan mereka?

Kata Jing Chen, mana bisa dia menyalahkan Pei Yuan yang merupakan putri pejabat Pei, keponakan perdana menteri.

Pei Yuan kesal. Apa Jing Chen pernah benar-benar menyukainya?

Jing Chen tidak menjawab. Dia menyuruh Pei Yuan pulang saja dan istirahat.


Pei Yuan pun pergi dengan hati dilingkupi amarah. Sementara Jing Chen menangisi Fuyao.


Fuyao mendatangi makam Paman Zhou yang ada di dalam lorong jalan rahasia menuju penjara, dimana Paman Zhou terbunuh oleh pintu besi bergerigi tajam. Dia membawa makanan kesukaan Paman Zhou dan seguci anggur. Fuyao menuangkan anggurnya ke cawan lalu mengajak 'paman Zhou' bersulang. Dia lalu menuangkan anggur itu ke makam. Setelahnya dia meminum anggur bagiannya.

Fuyao mengaku, dia tidak pernah berpiki bahwa setelah dia mengikuti permainan, akan ada perubahan dramatis yang terjadi di sana. Seandainya dia mendengarkan nasihat Paman Zhou, apakah tidak akan berubah seperti sekarang? Xiaoqi tidak akan dalam masalah dan Paman Zhou tidak akan meninggal.


Fuyao sedih mengingat kenangannya bersama Paman Zhou. Dia menangis dan meminta maaf karena membuat kesulitan. Fuyao menuang anggur lagi dan meminumnya.

Tiba-tiba terdengar suara Paman Zhou. "Anak bodoh! Apa yang kau tangisi?"



Tampak bayangan Paman Zhou yang tersenyum di samping nisannya. Sontak Fuyao bangun dan hendak menyentuhnya. Tapi Paman Zhou menghilang. Fuyao mengedarkan pandangannya. Namun Paman Zhou tidak ada dimanapun.

Fuyao menangis sedih. Dia kembali duduk di depan makam. Dia mengaku kalau ada sesuatu yang tidak dia katakan. Sebenarnya saat Paman Zhou memukulnya dengan tongkat sebelumnya, itu tidak sakit sama sekali. Fuyao terus berpura-pura bahwa itu sangat menyakitkan.

Saat ini, Fuyao sangat berharap Paman Zhou bisa memukulnya dengan tongkat dan memberitahunya, 'anak bodoh! Kenapa kamu sangat tidak patuh?'. Dia akan mengingat kata-kata yang Paman Zhou ceritakan padanya. Meski dia tidak tahu siapa dirinya, dan kenapa dia membuka segelnya, tapi dunia ini begitu besar. Dia harus pergi melihatnya.

"Besok, aku akan pergi bersama Xiaoqi. Paman Zhou, jaga dirimu di sini. Kami akan sering kembali untuk mengunjungimu."


Fuyao mengangkat tangannya memberi penghormatan pada Paman Zhou. "Penyesalan terbesarku adalah tidak bisa memanggilmu ayah. Kuharap mulai sekarang, kita akan memanggil satu sama lain ayah dan anak. Menjadi keluarga selamanya, Ayah." Fuyao bersujud memberi hormat.

Hujan lebat mulai mengguyur.

Bersambung ke Legend of Fuyao episode 8 bagian 2

Baca Episode sebelumnya disini






EmoticonEmoticon