Friday, July 12, 2019

Legend Of Fuyao Episode 8 Bagian 2 (Drama China)

Legend of Fuyao
Episode 8 Bagian 2

Sumber konten dan gambar : Zhejiang TV

Hujan deras mengguyur malam di Gunung Jiwa Mistis.


A Lie memayungi Pei Yuan. Pelayan Pei Yuan yang membawa lentera tanpa sengaja terpeleset. Pei Yuan dengan kasar menamparnya karena menganggapnya tidak becus membawa lentera. A Lie hendak membelanya. Tapi Pei Yuan juga menamparnya. Dia menyebut mereka pelayan rendahan yang berani membantahnya. Pei Yuan meminta A Lie dan temannya berlutut di tengah hujan dan tidak diijinkan bangun sampai ke koridor agar tidak mengotori tempat Pei Yuan.


Pei Yuan masuk ke kamarnya. Setetes air jatuh di depannya. Sontak Pei Yuan mendongak. Seseorang turun dari langit-langit dan dengan cepat menggoreskan pisau ke wajah Pei Yuan


Pei Yuan terkejut melihat Fuyao di depannya. Fuyao masih hidup?

Bagaimana Fuyao bisa mati lebih dulu kalau Pei Yuan saja masih hidup?

Pei Yuan kesal memegang pipinya yang berdarah. Fuyao berani melukainya?

Fuyao bilang, luka itu untuk serangan tertutup yang berulang-berulang untuk mencelakainya.


Pei Yuan menyerang Fuyao. Tapi Fuyao berhasil melukai pinggangnya dengan pisau. Dan luka itu untuk Pei Yuan yang melanggar janjinya dan melukai Xiaoqi.

Di luar, A Lie dan temannya mendengar keributan dari dalam kamar tuannya. A Lie menyuruh temannya untuk tidak pergi dan jangan pedulikan Pei Yuan.


Sementara di kediaman Yan Lie, Jing Chen berlutut di depan ayahnya, menyatakan bahwa dia tidak ingin menikahi Pei Yuan.

Fuyao masih bergelut dengan Pei Yuan. Pei Yuan beberapa kali menghindar dari serangan pisau Fuyao. Tapi akhirnya Fuyao berhasil menancapkan pisaunya ke bahu Pei Yuan. Kali ini, itu untuk hati Pei Yuan yang kejam dan cara jahatnya memperlakukan nyawa orang lain seperti permainan anak-anak.

Di saat Fuyao lengah, Pei Yuan mengambil pedangnya. Dia menyerang Fuyao namun Fuyao berhasil menghindar. Pei Yuan menggoreskan tangannya sendiri hingga berdarah. Dia lalu menyerang Fuyao lagi.


Fuyao memperhatikan apa yang dilakukan Pei Yuan barusan. Dia berhasil menghindari serangan Pei Yuan lagi. Darah dari pedang Pedang Pei Yuan terciprat ke pintu. Bagian pintu yang terkena darah, mengeluarkan asap seolah terbakar.


Mereka bertempur sampai keluar ke tengah guyuran hujan. Fuyao bisa mengenali jurus yang digunakan Pei Yuan sebagai Teknik Darah Magis. Yan Lie bahkan mengajari Pei Yuan jurus jahat itu?

Pei Yuan kembali menyerang dengan Teknik Darah Magis. Fuyao menggunakan kekuatannya untuk menghalau darah dari pedang Pei Yuan hingga darah itu jatuh ke lantai dan menghilang.

***

Jing Chen masih berlutut di depan Yan Lie. Dia menikahi Pei Yuan adalah untuk mengandalkan kekuasaan keluarganya. Tapi sekarang dia sadar, kebijakan dan kelembutan Pei Yuan adalah palsu.

Menurut Yan Lie, bagi seorang tuan putri wilayah, menjadi sedikit arogan dan tidak terkendali adalah hal wajar. Tapi tidak bagi Jing Chen. Pei Yuan itu kejam dan bermuka dua. Bagaimana dia bisa selamat menikahi gadis semacam itu?

Yan Lie mengingatkan, ketika pernikahan sudah disepakati, maka mereka tidak bisa kembali. Mereka tidak bisa menyinggung Perdana Menteri dan Keluarga Pei.

Tapi keputusan Jing Chen sudah bulat. Yan Lie tidak peduli. Dia menyuruh Jing Chen tetap berlutut sampai dia memikirkannya baik-baik. Yan Lie pun pergi meninggalkan Jing Chen di sambut gemuruh dari langit.


Fuyao dan Pei Yuan masih saling serang. Tapi Fuyao ternyata lebih kuat dari Pei Yuan. Dia berhasil menghantam Pei Yuan hingga darah keluar dari mulut Pei Yuan. Fuyao kembali menyerang Pei Yuan dan membuatnya berlutut. Dia mendorong pedang Pei Yuan hingga pedang itu melukai bahu Pei Yuan sendiri. Akhirnya Pei Yuan melepaskan pedangnya hingga terlempar dan menancap tepat di depan kedua pelayannya yang masih diam berlutut.


"Melukai orang lain, akan berujung pada melukai dirimu sendiri. Aku tidak membunuhmu hari ini karena aku tidak mau menjadi orang jahat sepertimu," ucap Fuyao.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu."

"Baiklah. Aku akan menunggumu."


Fuyao berjalan pergi melewati A Lie dan temannya. A Lie bangkit dan mencabut pedang di depannya. Dia menghampiri Pei Yuan yang sudah tidak sadarkan diri diikuti oleh temannya. A Lie melayangkan pedangnya. Entah apa yang dia lakukan. Dia juga memaksa temannya ikut memegang pedang itu dan melukai Pei Yuan.

Fuyao sempat menoleh. Tapi mencoba tidak peduli dan melanjutkan lagi langkahnya.


Yun Hen melapor pada Qi Zhen kalau hujannya terlalu deras sehingga menghapus semua jejak yang ada. Apa yang harus mereka lakukan?

Qi Zhen memberi perintah untuk mundur dan tutup semua pos pemeriksaan. Jangan pernah biarkan siapapun tahu bahwa Calon Pewaris menghilang malam ini. Yun Hen disuruhnya pergi mencari di saluran air.


Fuyao berlari menerobos hujan ke tepi sebuah tebing. Dia celingukan mencari Xuanyuan. Xuanyuan datang dari belakangnya dan menotoknya dua kali. Hampir empat jam. Tenaga dalam Fuyao hampir habis. Jika tidak segera dihentikan pendarahannya, lukanya akan membusuk. Xuanyuan tanya apa Fuyao sudah selesaikan urusannya? Fuyao mengangguk.


Terdengar derap langkah kuda dari prajurit Qi Zhen. Fuyao dan Xuanyuan berpegangan tangan dan terjun ke bawah ke dalam aliran air. Luka Fuyao tampaknya semakin parah. Dia memegangi bahunya sebentar lalu tidak sadarkan diri. Xuanyuan berenang menghampirinya. Dia memberi Fuyao nafas buatan di dalam air.

***

Pei Yuan berteriak histeris. Wajahnya tampak dibalut perban. Dia menyuruh para pelayannya pergi.


Qi Zhen datang menghampiri Pei Yuan. Pei Yuan mengadu kalau Fuyao yang melukainya. Dia minta Qi Zhen membunuh Fuyao. Qi Zhen bukannya membela ponakannya, malah mengkhawatirkan reputasinya. Bagaimana bisa seorang tuan putri wilayah dilukai oleh budak rendahan?


Yan Lie dan Jing Chen datang ke sana. Mereka memberi hormat pada Qi Zhen. Melihat mereka, Pei Yuan langsung panik dan melarang mereka mendekat.

Yan Lie mengajak Qi Zhen bicara di luar agar tidak mengganggu Pei Yuan, sedang Jing Chen disuruhnya menemani Pei Yuan.


Pei Yuan menyuruh Jing Chen pergi. Jing Chen bertanya apa Fuyao yang melukainya? Fuyao belum mati?

Pei Yuan membenarkan. Fuyao hidup cukup baik.

Kontan Jing Chen menyunggingkan senyumnya. Tentu saja Pei Yuan merasa tidak senang. Apa Jing Chen segitu senangnya? Padahal Fuyao sudah menghancurkannya. Jing Chen pergilah! Dia dan Fuyao bisa hidup bersama. Pei Yuan mengaku sangat ingin membunuh Fuyao, tapi malah dia yang dihancurkan.

Pei Yuan turun dari ranjangnya dan histeris menuduh Jing Chen sengaja ingin melihat seberapa banyak lukanya. Dia hendak membuka perbannya tapi Jing Chen menghentikannya.


Pei Yuan memukuli dada Jing Chen sambil menangis mengatakan kalau dia sangat membenci Fuyao. Setelah memukul, Pei Yuan malah memeluk Jing Chen. Jing Chen balas memeluknya untuk menenangkannya.


Di luar, Yan Lie mengaku salah karena tidak melindungi Pei Yuan dengan baik. Perdana Menteri Qi Zhen menuduh Perguruan Jiwa Mistis bekerja sama dengan musuhnya untuk melukai Pei Yuan dan berkomplot melawan Calon Pewaris. Itu penghianatan besar.

Yan Lie memohon agar Qi Zhen mencari kebenarannya.

Qi Zhen memberitahu kalau Calon Pewaris menghilang dan mungkin pelaku yang melukai Pei Yuan yang membawanya.

Yan Lie berjanji akan mencari Calon Pewaris. Dan bagsimanapun keadaan Pei Yuan, Jing Chen akan tetap menikahinya karena hati Jing Chen memang untuk Pei Yuan. Prettt!!


Fuyao duduk termenung mengingat ciumannya dengan Xuanyuan. Xuanyuan memanggilnya dan menyuruhnya menghangatkan diri dengan api karena badannya menggigil.


Fuyao bangkit dan mendekat ke perapian. Xuanyuan mengulurkan tangannya berniat membantu Fuyao duduk. Tapi Fuyao menampik tangannya.

"Aku peringatkan! Jangan manfaatkan aku," ucap Fuyao sambil duduk di samping Xuanyuan.

"Memanfaatkanmu? Kenapa aku merasa kita saling jatuh cinta?"

"Kau tidak melakukan hal aneh padaku di dalam air kan?"

"Beritahu aku, hal aneh apa yang kau maksud?"

Fuyao diam saja. Dia menggosok-gosokkan tangannya di dekat perapian.


Xuanyuan berbohong kalau ada yang datang. Ketika Fuyao menoleh, Xuanyuan langsung meraih sebelah tangannya. Fuyao sontak kaget dan minta dilepaskan. Tapi ternyata Xuanyuan hanya memijit titik akupunktur di tangan Fuyao agar Fuyao bisa lebih rileks.

"Apa hal ini terhitung aneh?"

"Terimakasih."

Xuanyuan melihat ke depan. Katanya seseorang benar-benar datang. Fuyao mana percaya. Tapi ternyata memang ada yang datang.


Xiaoqi kesana dengan menunggangi kuda. Dia turun dan menyongsong Fuyao yang berlari kesana dengan senyuman. Keduanya berpelukan.

Bersambung ke Legend of Fuyao Episode 9 Bagian 1


EmoticonEmoticon